Pendahuluan
Teknologi jaringan nirkabel sebenarnya terbentang luas mulai dari
komunikasi suara sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan
pengguna untuk membangun koneksi nirkabel pada suatu jarak tertentu. Ini
termasuk teknologi infrared, frekuensi radio dan lain sebagainya.
Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk di
dalamnya adalah komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler, tablet
PC dan lain sebagainya. Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang
sangat banyak. Contohnya, pengguna bergerak bisa menggunakan telepon
seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong
dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di
bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna
dapat terhubung ke desktop mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan
sinkronisasi dengan PDA-nya.
Standarisasi
Untuk menekan biaya, memastikan interoperabilitas dan mempromosikan
adopsi yang luas terhadap teknologi nirkabel ini, maka organisasi
seperti Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE),
Internet Engineering Task Force (IETF), Wireless Ethernet Compatibility
Alliance (WECA) dan International Telecommunication Union (ITU) telah
berpartisipasi dalam berbagai macam upaya-upaya standarisasi. Sebagai
contoh, kelompok kerja IEEE telah mendefinisikan bagaimana suatu
informasi ditransfer dari satu peranti ke peranti lainnya (dengan
menggunakan frekuensi radio atau infrared misalnya) dan bagaimana dan
kapan suatu media transmisi sebaiknya digunakan untuk keperluan
komunikasi. Ketika membangun standarisasi untuk jaringan nirkabel,
organisasi seperti IEEE telah mengatasi pula masalah power management,
bandwidth, security dan berbagai masalah unik yang ada pada dunia
jaringan nirkabel.
Tipe dari Jaringan Nirkabel Sama halnya seperti jaringan yang berbasis kabel, maka jaringan
nirkabel dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yang berbeda
berdasarkan pada jarak dimana data dapat ditransmisikan.
•Wireless Wide Area Networks (WWANs)
Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel
melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat
mencakup suatu daerah yang sangat luas, seperti kota atau negara,
melalui penggunaan beberapa antena atau juga sistem satelit yang
diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi
WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari
sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile
Communications (GSM), Cellular Digital Packet Data (CDPD) dan juga Code
Division Multiple Access (CDMA). Berbagai usaha sedang dilakukan untuk
transisi dari 2G ke teknologi 3G (third generation) yang akan segera
menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global juga. ITU
juga secara aktif dalam mempromosikan pembuatan standar global bagi
teknologi 3G.
•
Wireless Metropolitan Area Networks (WMANs)
Teknologi WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi nirkabel
antara beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya,
antara gedung yang berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus
universitas), dan ini bisa dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel
tembaga yang terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan, WMAN dapat
bertindak sebagai backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan
aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi mengalami gangguan. WMAN
menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk mentransmisikan
data. Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan pengguna dengan
akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati saat ini.
Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel
multipoint distribution service (MMDS) dan local multipoint distribution
services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16
untuk standar akses nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi
bagi teknologi-teknologi tersebut.
•Wireless Local Area Networks (WLANs)
Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel
dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan
gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik, seperti bandara atau
kafe). WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana
instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang
dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna
dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung.
WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN,
stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal
modem) terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge
antara stasiun-stasiun dan network backbone yang ada saat itu. Dalam
lingkungan WLAN yang sifatnya peer-to-peer (ad hoc), beberapa pengguna
dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu
jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak
memerlukan akses ke sumber daya jaringan. Pada tahun 1997, IEEE
meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang mana menspesifikasikan
suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second(Mbps). Di bawah
802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini, data
ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4
gigahertz (GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang
mana menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps
melalui frekuensi 5 GHz.
•Wireless Personal Area Networks (WPANs)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan
nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler
atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal
operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada
disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua
teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra merah.
Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang
radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet.
Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas.
Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama
Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan
spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternative
lainnya, untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter
atau kurang), maka user bisa menggunakan cahaya infra merah. Untuk
menstandarisasi pembangunan dari teknologi WPAN, IEEE telah membangun
kelompok kerja 802.15 bagi WPAN. Kelompok kerja ini membuat standar
WPAN, yang berbasis pada spesifikasi Bluetooth versi 1.0. Tujuan utama
dari standarisasi ini adalah untuk mengurangi kompleksitas, konsumsi
daya yang rendah, interoperabilitas dan bisa hidup berdampingan dengan
jaringan 802.11.
PROSEDUR INSTALASI WIRELESS LAN
Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet,
firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD +
utilitynya)
Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat
Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel
minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah
kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan
konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan
sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa
saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga
sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan
crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti
isolator karet
Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke
perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat
mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk
injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power,
digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena
kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE
adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan
konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik,
tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan
terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter
Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi
beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan
antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi
menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian
rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah
Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa
konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada
di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K
melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini
dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan
DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan
peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit
tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan
prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara
demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah
dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech,
Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan
utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI
Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing
dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik
dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna.
Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang
diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan
setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap
dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 %
– 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi
melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang
sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS /
station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat
sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi
radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut
interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang
diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60
% good, 60 % – 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima
adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah
poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sedapat mungkin signal
strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa
dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7
% (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara
1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client
harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station
lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER
harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di
atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat
lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3
titik (repeater) dll.
Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu
dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis
patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan
fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus
reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan
berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang
bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset
gain yang diperlukan
Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center
beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½
spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan),
misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka,
maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6
derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan
arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik,
parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise
dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki
utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb
(kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing
gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis
seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan
klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan
perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta
topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka
apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari
horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan
fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama
(grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama
(artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi
vertical)
Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja
pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke
perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS /
AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi
MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address
station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai
bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP
Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility
berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam
tabel routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio
terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC)
router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula
1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah
didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router
dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah
diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan
koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat
(idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average
troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum
troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP
connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP
connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server
terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection,
maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent),
asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih
kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa
total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka
stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan
apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap
wajar
Tips Keamanan Wireless
1. Ganti Password Administrator default (bila perlu ganti pula usernamenya)
Jantung dari jaringan Wi-Fi di rumah Anda adalah access point atau
router. Untuk melakukan set up dari peralatan access point ini, maka
vendor dari access point device akan memberikan suatu interface yang
berbasis web, dimana untuk masuk ke dalam interface ini maka Anda harus
mengisikan username dan password. Sementara itu, pada beberapa kasus,
peralatan access point tersebut di set oleh vendor dengan suatu username
dan password tertentu yang mudah ditebak oleh pengguna. Untuk itu Anda
harus mengganti password default dari access point Anda. Bahkan bila
perlu Anda juga ubah username yang ada.
2. Aktifkan enkripsi
Semua peralatan Wi-Fi pasti mendukung beberapa bentuk dari keamanan
data. Intinya enkripsi akan mengacak data yang dikirim pada jaringan
nirkabel sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak lain. Peralatan Wi-Fi
saat ini sudah menyediakan pilihan teknologi security yang bisa Anda
gunakan sesuai dengan kebutuhan. Pastikan semuaperalatan dalam jaringan
nirkabel Anda juga menggunakan setting security yang sama seperti yang
digunakan pada access point.
3. Ganti SSID default
Access point atau router menggunakan suatu nama jaringan yang disebut
dengan SSID. Vendor biasanya memberi nama produk access point mereka
dengan suatu default SSID. Sebagai contoh, SSID yang dirilis oleh
Linksys biasanya adalah “linksys”. Kenyataannya memang apabila seseorang
mengetahui sebuah SSID maka ia belum tentu bisa membobol jaringan
tersebut, tetapi paling tidak ini adalah suatu awal baginya. Di mata
seorang hacker, apabila melihat suatu SSID yang masih default, maka itu
indikasi bahwa access point tersebut tidak dikonfigurasi dengan baik dan
ada kemungkinan untuk dibobol. Ganti SSID default Anda segera setelah
Anda menset-up access point.
4. Aktifkan MAC Address filtering
Setiap peralatan Wi-Fi pastilah memiliki suatu identifikasi yang unik
yang dinamakan “physical address” atau MAC address. Access point atau
router akan mencatat setiap MAC address dari peranti yang terhubung
kepadanya. Anda bisa set bahwa hanya peranti dengan MAC address tertentu
saja yang boleh mengakses ke dalam jaringan nirkabel Anda. Misalnya PDA
Anda memiliki MAC address tertentu, kemudian Anda masukkan MAC address
PDA Anda ke dalam filter MAC address pada access point Anda. Jadi yang
bias terhubung ke jaringan sementara ini hanyalah dari PDA Anda. Tapi
Anda juga tetap hati-hati, karena hacker bisa saja membuat MAC address
tipuan untuk mengakali filtering ini.
5. Matikan broadcast dari SSID
Dalam jaringan Wi-Fi, maka access point atau router biasanya akan
membroadcast SSID secara reguler. Fitur ini memang sengaja didesain bagi
hotspot area yang mana klien Wi-Fi pada area tersebut bisa saja datang
dan pergi dengan cepat. Dalam kondisi di rumah Anda yang mana SSID nya
pasti sudah Anda ketahui sendiri, maka fitur ini tidak perlu diaktifkan
karena bisa mengundang tetangga sebelah untuk mengetahui SSID Anda atau
juga mencegah orang lain. menumpang jaringan internet Anda dengan
gratis. Anda bias nonaktifkan fasilitas broadcast SSID ini demi keamanan
jaringan Anda.
6. Berikan alamat IP statis kepada peranti Wi-Fi
Saat ini cenderung orang memanfaatkan DHCP untuk memberikan alamat IP
secara otomatis kepada klien yang ingin terhubung ke jaringan nirkabel.
Ini memang cara yang cepat dan mudah bagi jaringan Anda, tetapi ingat
bahwa ini juga cara mudah bagi hacker untuk mendapatkan alamat IP yang
valid pada jaringan nirkabel Anda. Anda bisa mematikan fitur DHCP pada
acces point dan set suatu rentang alamat IP yang sudah fix dan set pula
peranti Wi-Fi Anda yang ingin terkoneksi ke access point dengan rentang
alamat- alamat IP yang fix tadi.
7. Pikirkan lokasi access point atau router yang aman
Sinyal Wi-Fi secara normal bisa menjangkau sampai keluar rumah Anda.
Sinyal yang bocor sampai keluar rumah sangat berisiko tinggi untuk
timbulnya eksplotasi terhadap jaringan nirkabel Anda. Anda harus
meletakkan peralatan access point Anda pada daerah sekitar ruang tengah
dari rumah Anda. Jangan sekali-kali meletakkan access point atau router
di dekat jendela, karena akan semakin meningkatkan jangkauan sinyal
Wi-Fi Anda ke luar rumah. Matikan saja jaringan nirkabel jika sedang
tidak digunakan Aturan keamanan yang paling ampuh adalah dengan
mematikan peralatan jaringan atau access point ketika sedang tidak
digunakan. Misalnya saja, jangan sekali-kali meninggalkan rumah dengan
Wi-Fi yang menyala, walaupun itu untuk keperluan download data. Access
point yang menyala tanpa ada yang memantau sangat berisiko tinggi
terhadap eksploitasi.